ROMANSA
HUJAN MASIH TERUS MENETES ; sebuah sajak untuk f hujan masih terus menetes aku terjebak pada penantian yang rasanya siasia tampaknya kau tidak bakal datang dan memang kita tidak membuat janji aku hanya berharap pada kuatnya rasa rindu bahwa kau rindu dan akupun begitu hujan masih terus menetes rerintik air perlahan membasuh ujung sepatuku aku memilih berteduh di gazebo taman kampus meja kursi dan rak buku perpustakaan sudah dari tadi mengusirku kuharap kau lewat dengan payung kembang-kembangmu "boleh aku numpang ke terminal!?" kalimat itu sudah kukemas sejak tadi mengambang di tenggorokan, lalu mengendap di rongga mulut hujan masih terus menetes bahwa kau tak datang, itu bukan salahmu kita memang tak punya janji untuk bertemu dan hujan masih terus menetes, seperti mengejekku tamalanrea, 19 desember 2005 |